Kisah kedermawanan Utsman bin Affan
dari Aisyah Radhiallahu ‘Anha bahwa Rasulullah
menutupkan kainnya tatkala Utsman masuk menemuinya. Rasulullah bersabda :
الَا أَتَستَحيِ مِن رَجُلٍ تَستَحيِ مِنهُ المَلَائِكةُ
Artinya :
”Mengapa saya tidak malu kepada seorang laki-laki, yang malaikat pun malu
kepadanya?”
(HR. Bukhari dan Muslim)
…
Siapa yang tidak mengenal sahabat Nabi yang disebutkan didalam hadits Rasulullah tersebut, beliau adalah Dzun Nurrain Utsman bin Affan Radhiallahu ‘Anhu. Seorang laki-iaki yang apabila kita menelusuri jalan kehidupannya, niscaya kita akan menghirup semerbak mewangi dari sifat malu, tawadhu’, kedermawanan, kemurahan hati, dan rasa takut kepada Allah Ta’ala.
Beliau juga merupakan sahabat Rasulullah yang paling dermawan. Beberapa kisah kedermawanannya di torehkan di kitab-kitab sejarah sahabat. Salah satunya adalah kisah kedermawanannya beliau pada perang tabuk yang akan kita sajikan kali ini.
Perak Tabuk dan Utsman yang dermawan
Perang Tabuk, perang yang paling terakhir diikuti oleh Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam. Perang Tabuk merupakan perang antara tentara Muslim melawan imperium Romawi. Perang ini terjadi pada bulan Rajab 9 H dan berakhir pada bulan Ramadhan di tahun yang sama. Kendati tidak sempat terjadi kontak fisik karena pasukan musuh menyerah sebelum bertempur, peperangan ini berlangsung selama 50 hari, dengan pembagian 20 hari Muslim berada di Tabuk dan 30 hari untuk menempuh perjalanan pulang pergi dari Madinah ke Tabuk. (Safyurrahman al-Mubarakfuri, Raḫîqul Makhtûm, [Riyadh: Muntada ats-Tsaqafah, 2013], h. 366).
Ada sebuah kisah berhikmah di balik perang tabuk ini. Kisah tentang kedermawanannya Utsman bin Affan Radhiallahu ‘Anhu.
Diriwayatkan dari Abdurrahman bin Samurah bahwa ‘Utsman bin ‘Affan datang kepada Nabi H, menyerahkan seribu dinar yang dia bawa dalam saku bajunya ketika Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasallam menyiapkan pasukan Perang Tabuk.
Dia membukanya di pangkuan Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasallam, Aku melihat Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasallam membolak-balikkannya di pangkuannya, lalu beliau bersabda:
“مَا ضَرَّ عُثمَانَ مَا عَمِلَ بَعدَ اليَومِ , مَا ضَرَّ عُثمَانَ مَا عَمِلَ بَعدَ اليَومِ”
“Tidak akan membahayakanUtsman apa yang dia lakukan setelah hari ini. Tidak akan membahayakan Utsman apa yang dia lakukan setelah hari ini.” (HR. Tirmidzi)
Ketika para pembangkang mengepung rumah Utsman, dia menengok mereka dari atap rumahnya. Utsman berkata kepada mereka, “Aku mengingatkan kalian kepada Allah, apakah kalian mengetahui bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam, bersabda pada saat menyiapkan pasukan Perang Tabuk, “Siapa yang berinfak dengan infak yang pasti diterima.” Pada saat itu orang-orang sedang dalam kesulitan dan kesempitan, lalu aku menyiapkan pasukan itu?” Mereka menjawab, “Ya…”
Dalam riwayat al-Ahnaf bin Qais b;rhwa Utsman bin ‘Affan berkata, “Aku bertanya kepada kalian dengan nama Allah yang tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar selain Dia, apakah kalian mengakui bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam, melihat wajah orang-orang lalu beliau bersabda: “Siapa yang menyiapkan mereka maka Allah akan
mengampuninya.”‘ Maksud beiiau adalah Pasukan Tabuk, maka aku menyiapkan mereka sehingga mereka tidak lagi memerlukan tambang dan tali kekang?” Mereka menjawab, “Ya benar.” Maka Utsman berkata, “Ya Allah, engkau sebagai saksi.”
Begitu Utsman bin ‘Affan mendengar sabda Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasallam , “Siapa
yang menyiapkan mereka niscaya Allah mengampuninya.” Maka ‘Utsman bin ‘Affan pun bergegas lari menjemput ampunan dan keridhaan dari Allah.
Demikianlah, pasukan Tabuk yang sedang dalam kesulitan Menemukan Utsman yang dermawan.
Utsman bin Affan Radhiallahu ‘Anhu menyiapkan seluruh pasukan sehingga
pasukan tidak lagi memerlukan tali kekang atau tambang.
(Ensiklopedi sahabat nabi, Mahmud Al Mishri)