Kisah Anas bin Malik, pelayan baginda Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasallam

 

“Ya Allah, perbanyaklah harta dan anaknya serta berkahilah untuknya pada harta dan anaknya.”

(Muhammad Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam)

 

Bukankah tiada kemuliaan tertinggi yang diinginkan oleh setiap muslim adalah mendampingi Rasulullah SAW dalam hari-harinya. Bahkan sekedar hidup dizamannya, melihat dan mematuhi apa yang di perintahkan beliau pun termasuk  sebuah kemuliaan tersendiri. Lalu bagaimana dengan seseorang yang senantiasa menemani nabi yang bukan sebagai istri ataupun anak melainkan sebagai seorang pelayan Maula baginda Rasulullah SAW.

Dialah Anas bin Malik Radhiallahu ‘Anhu. Seorang Sahabat sekaligus pelayan baginda Rasulullah SAW.

Beliau juga merupakan seorang kerabat Rasulullah dari jalur ibu, dan dialah sahabat yang paling terakhir wafat . beliau juga merupakan seorang perawi beliau meriwayatkan (langsung) dari Nabi SAW Juga (meriwatkan) dari Abu Bakar, ‘lJmar, ‘IJtsman, Mu’adz, Usaid bin Hudhair, dan Abu Thalhah, ibunya lJmmu Sulaim binti Milhan, dan bibinya lJmmu Haram.

 

ANAS MERAIH KEHORMATAN MELAYANI ALHABIB

Begitu Nabi SAW tiba di Madinah, Ummu Sulaim Radhiallahu ‘Anha, bersama Anas Radhiallahu ‘Anhu datang menemui beliau SAW, Ummu Sulaim Radhiallahu ‘Anha berkata kepada beliau, “Wahai Rasulullah, ini adalah Unais (Anas kecil) anakku. Aku membawanya kepadamu agar dia bisa membantumu,  maka berdo’alah kepada Allah untuk kebaikannya.” Maka Nabi  pun berdo’a  : “Ya Allah, perbanyaklah harta dan anaknya'” Anas Radhiallahu ‘Anhu berkata setelah itu, “Demi Allah, sesungguhnya hartaku banyak dan sesungguhnya anak-anakku dan cucu-cucuku mencapai kurang lebih seratus orang pada hari ini.”

Anas Radhiallahu ‘Anhu  berkata, “Rasulullah SAW datang ke Madinah ketika umurku 10 tahun. Beliau wafat ketika umurku 20 tahun. Ibu dan nenekku yang mendorongku untuk menjadi pelayan Nabi SAW.” Anas Radhiallahu ‘Anhu , terus mendampingi al-Habib SAW, dalam kebahagiaan yang sulit dilukiskan dengan kata-kata. Anas Radhiallahu ‘Anhu sangat mencintai Nabi SAW dengan kecintaan yang telah menguasai akalnya, hatinya, dan anggota badannya. Anas berkata, “Aku tidak menyentuh sutera, baik yang halus maupun yang kasar, yang lebih lembut daripada telapak tangan Nabi SAW, dan aku tidak mencium bau-atau aroma sekalipun-yang lebih harum daripada bau -atau aroma- Rasulullah SAW.”

Di tengah-tengah mendampingi al-Habib SAW, Anas belajar sangat banyak dari Sunnahnya, petunjuknya, akhlaknya yang mulia, dan sifat-sifatnya dan luhur. Hal ini menjadikan Anas termasuk Sahabat yang paling banyak mengetahui hadits dari Nabi SAW, bahkan termaiuk sahabat yang paling mirip dengan Nabi SAW dalam shalat, ibadah, dan akhlaknya.

 

 

 

 

KEBERUNTUNGAN MERAIH DO’A NABI

Anas bin Malik Radhiallahu ‘Anhu , sungguh beruntung bisa meraih do’a Nabi SAW. Dari Anas Radhiallahu ‘Anhu, ia berkata, “Rasulullah  SAW berdo,a untukku,

اللّهُمَّ أكثِر مَالَهُ وَوَلَدَهُ, وَبَارِك لَهُ فِيهِ (رواه بخاري)

“Ya Allah, perbanyaklah harta dan anaknya serta panjangkanlah umurnya.” Kemudian Allah memperbanyak hartaku sampai pohon anggurku berbuah dua kali dalam setahun. Anak dari sulbiku  sebanyak seratus enam.”  (HR.Bukhori)

Dari Anas Radhiallahu ‘Anhu bahwa Nabi SAW, mengunjungi Ummu Sulaim, lalu Ummu Sulaim menyuguhkan kurma dan mentega, maka Nabi SAW bersabda, “Kembalikanlah kurma kalian ke wadahnya dan mentega kalian ke tempatnya, karena aku sedang puasa. Ialu Nabi SAW, berdiri ke sebuah sudut di rumah. Beliau mengerjakan shalat sunnah bersama kami, lalu beliau mendo’akan Ummu Sulaim dan keluarganya. Ummu Sulaim berkata kepada Nabi SAW “Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku mempunyai sesuat yang khusus.” Nabi SAW bertanya, “apa itu?.” Ummu Sulaim menjawab, “Anas pelayanmu.” Maka Nabi SAW tidak membiarkan kebaikan dunia dan akhirat kecuali beliau berdo’a untukku.

 

Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *